Morfologi adalah cabang linguistik yang
mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.
Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan
kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata
serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun
fungsi semantik.
Bentuk kata
ada 5 yaitu :
>Bentuk
Asal
Bentuk asal
adalah bentuk yang belum mengalami perubahan bentuk ( kata yang bentuknya masih
sederhana).
Contoh kata
: rumah,
pakai, sudah.
Contoh
kalimat :
Rumah itu
mewah.
Aku pakai
baju baru.
Aku sudah
sarapan tadi pagi.
>Bentuk Dasar
Bentuk dasar
yaitu bentuk (tunggal/komplek) yang menjadi dasar pembentukan kata.
Secara
sederhana, bentuk kata dasar adalah bentuk yang satu ingat lebih kecil dan
menjadi dasar dari bentuk kompleks.
Misalnya : Makan -> Saya makan nasi.
> Bentuk Turunan
Bentuk
turunan dibedakan menjadi 3 macam, antara lain :
a. Kata Berimbuhan
Kata imbuhan adalah bentuk kata-kata
dasar yang mendapatkan imbuhan berupa awalan akhiran, sisipan dan awalan
akhiran yang berfungsi untuk menambahkan arti dari kata dasar tersebut. Kata
berimbuhan ada empat macam, antara lain :
1.
Awalan / prefiks (di depan)
Contoh : me- , ber-, ke-, di-, pe-, ter- .
Contoh kata : ber-main , ter-pintar , me-makan.
Contoh kalimat :
Adikku sedang bermain pasir pantai.
Baekhyun adalah mahasiswa terpintar di Timnya.
Dia telah memakan habis kue yang baru kubuat.
2. Sisipan /
infiks (di tengah)
Contoh :
-em- : gemetar
Contoh kalimat : Budi gemetar karena kedinginan.
3. Akhiran /
Sujiks (di belakang)
Contoh : -kan, -an , -kah, -pun.
Contoh kata : lukisan, apakah, walaupun.
Contoh kalimat :
Lukisan yang ia tunjukkan padaku kemarin adalah hasil
karyanya sendiri.
Apakah kamu sudah pergi keluar kota?
Walaupun sudah di nasehati berkali-kali anak itu tetap
saja nakal.
4.
Awalan akhiran / konfiks (di awal dan di akhir)
Contoh : me-...-kan, pe-...-an , ber-...-an, se-...-nya.
Contoh kata : memberikan, pengangguran.
Contoh kalimat :
Aisyah memberikan kejutan di hari ulang tahun
sahabatnya.
Tingkat pengangguran di Indonesia sangat tinggi.
b. Kata Ulang
Kata ulang dalah bentuk kata yang
merupakan pengulangan kata dasar yang ditulis menggunakan tanda hubung (-) di
antara unsur-unsurnya.
Contoh kata :
anak-anak
biri-biri
buku-buku
hati-hati
sayur-mayur
cumi-cumi
berjalan-jalan
mondar-mandir
Contoh kalimat :
Anak-anak itu sedang bermain di taman.
Bibiku menjual sayur-mayur di pasar.
Pak Somad adalah seorang pengembala biri-biri.
“Hei! Kenapa kau? Sejak dari tadi kuperhatikan hanya
mondar-mandir saja!”
c.
Kata Majemuk
Adalah gabungan antara
dua buah morfem dasar atau lebih yang mengandung satu pengertian. Kata majemuk
tidak menonjolkan arti tiap kata tetapi gabungan kata itu yang membentuk makna
baru.
Contoh kata : tanggung jawab , kacamata, rumah sakit.
Contoh kalimat :
Seorang pemimpin haruslah mempunyai rasa tanggung jawab yang besar
Anak itu sudah memakai kacamata sejak umur 3 tahun.
Pedagang kaki lima itu harus di bawa ke rumah sakit
akibat pengendara bermotor yang menabraknya.
>Bentuk Pangkas
Bentuk pangkas merupakan bagian pembentukan kaa yang menghilangkan atau
melesapkan bagian dari kata.
Contoh kata
:
Saudi
=> Arab Saudi
Gempa
=> Gempa bumi
Burger
=> Hamburger
Lab
=> Laboratorium
Contoh
kalimat:
Presiden Republik
Indonesia menyambut kedatangan Raja Saudi di Bandara Halim Perdana Kusuma.
Gempa yang
menggoncang Yogyakarta merobohkan rumah-rumah warga.
Yuna merasa
sakit perut setelah memakan burger yang di belinya di kantin sekolah.
Praktikum
kali ini terpaksa diliburkan, karena lab yang kebanjiran.
>Bentuk Akronim
Bentuk akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau
singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlukan sebagai sebuah kata.
Bentuk
akronim dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Akronim nama diri yang berupa
gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri. Akronim ini ditulis secara kapital
dan tanpa tanda titik.
Misalnya :
STNK : Surat
Tanda Nomor Kendaraan
Contoh
kalimat :
Pengendara
kendaraan bermotor yang tidak mempunyai SIM dan STNK harus berurusan dengan
poisi.
2. Akronim nama diri yang berupa
singkatan dari beberapa unsur, ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya :
Hardiknas :
hari pendidikan nasional
Contoh
kalimat :
Pada tanggal
2 Mei akan diperingati hardiknas.
3. Akronim bukan nama diri yang berupa
gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret
kata, seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya
:
pemilu :
pemilihan umum
Contoh kalimat
:
Masyarakat
diharapkan bisa sportif pada pemilu kali ini.