08/03/17

Morfologi (Bentuk Kata) Bahasa Indonesia

           Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

Bentuk kata ada 5 yaitu :

>Bentuk Asal
Bentuk asal adalah bentuk yang belum mengalami perubahan bentuk ( kata yang bentuknya masih sederhana).
Contoh kata : rumah, pakai, sudah.
Contoh kalimat : 
Rumah itu mewah.
Aku pakai baju baru.
Aku sudah sarapan tadi pagi.

      >Bentuk Dasar
Bentuk dasar yaitu bentuk (tunggal/komplek) yang menjadi dasar pembentukan kata.
Secara sederhana, bentuk kata dasar adalah bentuk yang satu ingat lebih kecil dan menjadi dasar dari bentuk kompleks.
Misalnya : Makan -> Saya makan nasi.

     > Bentuk Turunan
Bentuk turunan dibedakan menjadi 3 macam, antara lain :
      a.      Kata Berimbuhan
Kata imbuhan adalah bentuk kata-kata dasar yang mendapatkan imbuhan berupa awalan akhiran, sisipan dan awalan akhiran yang berfungsi untuk menambahkan arti dari kata dasar tersebut. Kata berimbuhan ada empat macam, antara lain :
      1. Awalan / prefiks (di depan)
Contoh : me- , ber-, ke-, di-, pe-, ter- .
Contoh kata : ber-main , ter-pintar , me-makan.
Contoh kalimat :
Adikku sedang bermain pasir pantai.
Baekhyun adalah mahasiswa terpintar di Timnya.
Dia telah memakan habis kue yang baru kubuat.
      2. Sisipan / infiks (di tengah)
Contoh :
-em- : gemetar
Contoh kalimat : Budi gemetar karena kedinginan.
      3. Akhiran / Sujiks (di belakang)
Contoh : -kan, -an , -kah, -pun.
Contoh kata : lukisan, apakah, walaupun.
Contoh kalimat :
Lukisan yang ia tunjukkan padaku kemarin adalah hasil karyanya sendiri.
Apakah kamu sudah pergi keluar kota?
Walaupun sudah di nasehati berkali-kali anak itu tetap saja nakal.
      4. Awalan akhiran / konfiks (di awal dan di akhir)
Contoh : me-...-kan, pe-...-an , ber-...-an, se-...-nya.
Contoh kata : memberikan, pengangguran.
Contoh kalimat :
Aisyah memberikan kejutan di hari ulang tahun sahabatnya.
Tingkat pengangguran di Indonesia sangat tinggi.

      b.      Kata Ulang
Kata ulang dalah bentuk kata yang merupakan pengulangan kata dasar yang ditulis menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contoh kata :
anak-anak                   biri-biri
buku-buku                  hati-hati
sayur-mayur              cumi-cumi
berjalan-jalan            mondar-mandir
Contoh kalimat :
Anak-anak itu sedang bermain di taman.
Bibiku menjual sayur-mayur di pasar.
Pak Somad adalah seorang pengembala biri-biri.
“Hei! Kenapa kau? Sejak dari tadi kuperhatikan hanya mondar-mandir saja!”

       c.       Kata Majemuk
      Adalah gabungan antara dua buah morfem dasar atau lebih yang mengandung satu pengertian. Kata majemuk tidak menonjolkan arti tiap kata tetapi gabungan kata itu yang membentuk makna baru.
Contoh kata : tanggung jawab , kacamata, rumah sakit.
Contoh kalimat :
Seorang pemimpin haruslah mempunyai rasa tanggung jawab yang besar
Anak itu sudah memakai kacamata sejak umur 3 tahun.
Pedagang kaki lima itu harus di bawa ke rumah sakit akibat pengendara bermotor yang menabraknya.

          >Bentuk Pangkas
      Bentuk pangkas merupakan bagian pembentukan kaa yang menghilangkan atau melesapkan bagian dari kata.
Contoh kata :
Saudi    => Arab Saudi
Gempa  => Gempa bumi
Burger  => Hamburger
Lab       => Laboratorium
Contoh kalimat:
Presiden Republik Indonesia menyambut kedatangan Raja Saudi di Bandara Halim Perdana Kusuma.
Gempa yang menggoncang Yogyakarta merobohkan rumah-rumah warga.
Yuna merasa sakit perut setelah memakan burger yang di belinya di kantin sekolah. 
Praktikum kali ini terpaksa diliburkan, karena lab yang kebanjiran.

         >Bentuk Akronim
      Bentuk akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlukan sebagai sebuah kata. 
Bentuk akronim dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri. Akronim ini ditulis secara kapital dan tanpa tanda titik. 
Misalnya : 
STNK : Surat Tanda Nomor Kendaraan
Contoh kalimat :
Pengendara kendaraan bermotor yang tidak mempunyai SIM dan STNK harus berurusan dengan poisi. 
2. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur, ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya : 
Hardiknas : hari pendidikan nasional
Contoh kalimat :
Pada tanggal 2 Mei akan diperingati  hardiknas.  
3. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata, seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya : 
pemilu : pemilihan umum
Contoh kalimat :
Masyarakat  diharapkan bisa sportif pada pemilu kali ini.


Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

About